Maka aku hendak memazmurkan nama-Mu untuk selamanya,
sedang aku membayar nazarku hari demi hari.
Mzm. 61:9
Kuberikan Waktuku (2):

Hari 1 - Minggu

Kesempatan Menjadi Pemenang


Yosua 18:3
Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memberikan tanah permai, tanah yang dijanjikan, kepada umat-Nya sebagai warisan mereka.

Mengapa tanah itu disebut tanah permai? (Karena tanah itu luar biasa kaya dan subur.)

Tanah itu luas, tinggi dan berbukit-bukit, ada gunung dan ada lembah, airnya berlimpah-limpah.

Lalu bagaimana dengan makanannya? Alkitab mengatakan, “Suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya, suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya.”

Batunya mengandung besi dan dari gunungnya bisa digali tembaga.

Yosua dan Kaleb bersama 10 pengintai lain pernah diutus Musa untuk mengintai tanah itu guna merebutnya. Sesampainya mereka di tanah permai, di suatu lembah, mereka memotong setandan buah anggur. Tahukah kamu seberapa besar setandan buah anggur itu? Aku tidak tahu seberapa besar buah anggur itu, tapi kalau perlu 2 orang untuk memikul setandan anggur, menurutmu seberapa besar buah anggurnya? Oooo… alangkah besarnya anggur-anggur di tanah permai.

Lalu mereka juga memberikan laporan kepada Musa, “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya.”

Tahukah kamu apa yang Tuhan lakukan ? (Tuhan menyuruh Yosua membagi-bagikan tanah itu.) Maka Yosua menetapkan suku apa mendapat tanah dari mana sampai mana dan seterusnya.

Sesudah tanah itu dibagi-bagi, Tuhan menyuruh mereka berperang, merebut tanah itu. Asal mereka mau pergi berperang dan merebut tanah itu, maka mereka pasti menang dan pasti mendapatkan tanah yang telah ditentukan menjadi warisan mereka.

Tapi, apakah yang dilakukan umat Tuhan? Apakah mereka pergi berperang? (Tidak.) Mereka bermalas-malasan dan bersantai ria. Seolah-olah mereka tidak ingin menikmati hasil dari tanah yang begitu kaya dan subur itu.

Itulah sebabnya Yosua berkata kepada mereka, “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?”

SEEKers, tahukah kamu sebenarnya apa maksud cerita ini? Tanah permai itu melambangkan Kristus yang kaya dan subur, Kristus yang luar biasa.

Kitab Galatia 3:14 mengatakan, “Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.”

Berkat Tuhan kepada Abraham adalah tanah permai itu. Tetapi sesungguhnya tanah permai itu hanyalah lambang dari Yesus Kristus sebagai Roh itu yang tinggal di dalam kita.

Karena Tuhan Yesus ada di dalam kita, berarti kita sudah punya modal, punya kesempatan, untuk menjadi pemenang, karena kita sudah punya semua yang kita butuhkan.

Tetapi, … meskipun Tuhan sudah menjanjikan tanah permai itu, bahkan sudah menentukan bagian mana untuk suku mana, mereka tetap harus berjuang merebutnya. Mereka harus mengalahkan musuh-musuh mereka, barulah mereka dapat menetap di sana. Mereka tidak bisa hanya bermalas-malasan lalu tiba-tiba bisa menikmati tanah permai tersebut. Sebanyak apa mereka merebut negeri itu, sebanyak itulah yang bisa mereka nikmat.

Prinsip ini juga sama dengan kita hari ini. Kristus yang luar biasa kaya dan subur, sudah tinggal di dalam kita untuk menjadi segala sesuatu kita. Lalu apakah yang perlu kita lakukan? Apakah dengan bersantai-santai dan bermalas-malasan kita bisa menikmati kekayaan Kristus itu? (Tidak.) Kita perlu merebutnya.

Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur karena Engkau ada di dalamku. Jangan biarkan aku lupa, cuek, dan malas. Buatlah aku terus merebut kesempatan untuk datang pada-Mu.



Hari 2 - Senin

Kesempatan Bertumbuh dan Melayani Tuhan


Matius 25:13
Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.

Di Perjanjian Lama, melalui kisah merebut tanah permai, Tuhan ingin menunjukkan bahwa kamu tidak boleh bermalas-malasan. Di Perjanjian Baru, Tuhan menggunakan perumpamaan untuk menunjukkan bahwa kita perlu merebut kesempatan guna bertumbuh dan melayani Tuhan.

Kamu pernah dengar kisah mengenai 5 gadis bodoh dan 5 gadis bijaksana, bukan? Mengapa Tuhan memberi perumpamaan seperti itu? (Untuk menunjukkan bahwa kamu perlu merebut kesempatan untuk bertumbuh.)

Tahukah kamu apa sebenarnya perbedaan antara yang bodoh dan yang bijaksana? Mereka semua sedang menyongsong mempelai laki-laki dan mereka semua membawa pelita tetapi yang bodoh tidak membawa minyak sedangkan yang bijaksana membawa minyak.

Karena mempelai laki-laki tidak datang juga, maka mereka tertidur. Tetapi, di tengah malam terdengar seruan, “Mempelai datang!” Maka mereka semua bangun.

Karena pelitanya hampir padam, maka 5 gadis yang bodoh, yang tidak membawa minyak, terpaksa harus pergi dulu untuk membeli minyak.

Sayang sekali, ketika mereka pergi, mempelai laki-laki datang. Mereka ketinggalan dan tidak pernah bisa mengikuti perjamuan nikah itu. Itulah sebabnya Tuhan menyebut mereka bodoh.

Mengapa bodoh? (Karena mereka sudah punya modal, punya kesempatan, tetapi tidak digunakan.) Mereka bermalas-malasan dan tidak mau merebut kesempatan untuk membeli minyak. Mungkin mereka meluangkan banyak waktu di hal-hal yang tidak begitu berguna sehingga tidak punya waktu lagi untuk hal-hal yang berharga dan bernilai kekal.

Lalu, Tuhan menceritakan perumpamaan lain, yang menunjukkan bahwa kita perlu merebut kesempatan untuk melayani Dia, yaitu perumpamaan tentang hamba yang setia.

Ada 3 orang hamba yang diberi tanggung jawab atas harta tuannya sebelum ia pergi lama. Hamba kesatu diberi 5 talenta, hamba kedua diberi 2 talenta, hamba ketiga diberi 1 talenta. Mereka harus mengembangbiakan talenta itu selama tuannya pergi.

Sejangka waktu selama tuan itu pergi, hamba kesatu menghasilkan 5 talenta lagi, hamba kedua menghasilkan 2 talenta lagi, sedangkan hamba yang ketiga tidak menghasilkan apa-apa. Karena malas, ia hanya menguburkan 1 talenta milik tuannya dan tidak berusaha mengembangkannya.

Begitu tuannya kembali, hamba kesatu dan kedua diberi hadiah karena mendapatkan hasil, sedangkan hamba ketiga yang malas dihukum oleh tuannya.

Dengan kedua perumpamaan itu, Tuhan menyuruh kamu untuk merebut kesempatan. Kedatangan mempelai laki-laki dan kedatangan tuan rumah adalah waktu ketika Tuhan Yesus datang kembali untuk menghakimi.

Sebelum Tuhan datang, kita semua sudah diberi modal, diberi kesempatan untuk membeli minyak dan menghasilkan talenta.

Kalau kita merebut kesempatan hari ini untuk membeli minyak dan menghasilkan talenta, maka kita tidak akan menyesal ketika Tuhan Yesus datang.

Membeli minyak berarti kita dipenuhi oleh Tuhan sang Roh itu melalui baca-doa, membaca Alkitab, menyanyi, beribadah, berdoa, dan ngobrol dengan Tuhan. Ini juga berarti menikmati kekayaan Kristus yang luar biasa seperti yang dilambangkan oleh tanah permai.

Sedangkan menghasilkan talenta berarti kita melayani Tuhan, seperti memberitakan Injil dan melayani dalam gereja.

SEEKers, yuk kita merebut kesempatan dari sekarang.

Doa:
Tuhan Yesus, aku rindu dipenuhi oleh diri-Mu Sang Roh. Aku juga rindu bisa melayani-Mu. Jauhkan aku dari semua rasa malas.



Hari 3 - Selasa

Kesempatan Menyelamatkan Jiwa


2 Timotius 4:2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya….

“Kesempatan itu masuk lewat pintu, tetapi terbang keluar melalui jendela.” Apa maksud pernyataan ini? Ini berarti kamu harus membuka pintu untuk mengundang kesempatan masuk, tetapi kesempatan itu bisa pergi dan lewat begitu saja tanpa menunggumu membuka pintu. Itulah sebabnya mengapa kita semua perlu belajar merebut kesempatan.

Dulu ada seorang pemuda yang berdoa kepada Tuhan agar memberinya visi sehingga ia tahu bagaimana bekerja untuk Tuhan.

Lalu ia bermimpi seperti ini: Ia telah menjadi tua dan sedang dihakimi di hadapan Tuhan. Tuhan berkata bahwa di hari tertentu dan di waktu tertentu, ia seharusnya bisa dipenuhi oleh Tuhan Sang Roh, tetapi ia melewatkan kesempatan itu.

Lalu di waktu lain, ia seharusnya bisa memberitakan Injil kepada orang tertentu, tetapi ia melewatkan kesempatan itu, dan tidak menginjil.

Tuhan lalu berkata lagi bahwa di waktu tertentu, ia seharusnya berbuat baik kepada seseorang, tetapi ia tidak melakukannya.

Ada waktu tertentu dan hari tertentu yang seharusnya bisa dipakai untuk melakukan sesuatu, tetapi kesempatan itu tidak diambil.

Pemuda itu amat sangat menyesal, lalu ia meminta kepada Tuhan untuk memberikannya kesempatan sekali lagi sehingga ia bisa memperbaiki apa yang lalai ia lakukan.

Pada saat itu juga ia bangun dari tidurnya. Ia sangat lega bahwa itu hanyalah mimpi dan ia masih mempunyai kesempatan untuk melakukan apa yang harus dilakukan.

SEEKers, aku tidak mau kehilangan kesempatan yang sudah Tuhan berikan. Setiap pagi aku bangun, aku mau mengambil kesempatan di hari itu untuk melakukan yang Tuhan mau.

Aku mau merebut kesempatan untuk melayani Tuhan melalui memberitakan Injil kepada teman-temanku agar mereka mengenal Tuhan Yesus dan diselamatkan.

SEEKers, aku merasa, setiap hari Tuhan sudah mengatur aku untuk berjumpa orang-orang tertentu agar aku bisa memberitakan Injil kepada mereka. Tuhan mengatur aku sekelas dengan teman-temanku, duduk bersebelahan dengan seseorang, menjadi anak dari orang tuaku, saudara dari sanak saudaraku, dll. Itu berarti Tuhan memberiku kesempatan untuk memberitakan Injil kepada mereka.

Tuan Moody pernah memberitakan Injil di sebuah kapel di Chicago, Amerika Serikat. Di akhir ibadah itu ia berkata, “Teman-teman, jika ada seorang di sini yang belum percaya kepada Tuhan Yesus hari ini dan belum bertobat, saya berharap kalian datang lagi.”

Ternyata, malam itu ada kebakaran yang hebat di Chicago. Dan kapel itu pun terbakar habis.

Tak lama kemudian, Tuan Moody memberitakan Injil lagi tapi kali ini di sebuah rumah yang sudah dibangun kembali.

Pada awal pemberitaannya, ia sangat sedih karena yang datang di hari itu tidak sama dengan mereka yang pernah datang di waktu sebelumnya.

Sejak saat itu, Tuan Moody selalu mendorong orang-orang untuk percaya dengan segera dan tidak menunggu waktu lain karena mungkin sudah tidak ada kesempatan lagi.

SEEKers, kita tidak pernah tahu kapan seseorang meninggal dunia. Kita juga tidak pernah tahu apakah akan berjumpa dengan orang yang sama di waktu lain. Karena itu ketika Tuhan memberi kesempatan untuk berjumpa dengan orang lain atau kenal dengan seseorang, itu adalah kesempatan yang perlu kita rebut untuk memberitakan Injil.

Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku keberanian memberitakan Injil.



Hari 4 - Rabu

Kesempatan untuk Datang pada Tuhan


Mazmur 84:2-3
Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN.

Di hari Minggu, ketika mengintip kelas Pelopor (balita) di ibadah anak, aku melihat seorang anak kecil yang sangat gembira ketika membuka pintu kelas. Ia melompat-lompat senang. Ia memeluk Gembala Anak di kelas itu dan berkata, “Yuk, kita mulai pestanya.”

Mamanya bilang bahwa ia akan menangis keras-keras kalau sampai papa mamanya ada acara sehingga tidak bisa mengantarkannya ke ibadah anak.

SEEKers, aku merasa terharu lalu aku bertanya pada diriku sendiri, “Apakah aku merasa senang setiap kali hendak beribadah? Apakah aku merasa seperti hendak pergi ke pesta yang indah?” Aku bertobat dan mohon Tuhan memberiku hati seperti anak kecil itu – tidak mau kehilangan satu kali pun kesempatan untuk beribadah.

Keinginan atau kerinduan dan rasa senang karena akan pergi beribadah adalah alat ukur untuk suhu rohani kita.

Jika rasanya tidak begitu semangat, tidak begitu ingin, biasa-biasa saja saat akan pergi beribadah, itu berarti kita sedang sakit dan saatnya untuk bertobat, mohon belas kasih Tuhan.

Di Alkitab, salah satu anak Korah menuliskan isi hatinya, “Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN (Mzm. 84:2-3).” Ia percaya bahwa 1 hari di pelataran Tuhan itu jauh lebih baik daripada 1000 hari di tempat lain (ay. 10).

Kondisi yang sehat adalah seperti anak kecil tadi atau seperti anak Korah itu. Jiwanya hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan. Ia memilih 1 hari di pelataran Tuhan daripada 1000 hari di tempat lain.

Ketika Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah mereka di sebuah kampung. Lalu, seorang perempuan bernama Marta menerima mereka di rumahnya.

Tuhan Yesus sudah ada di rumah Marta, itu pasti kesempatan yang langka, bukan? Jika kamu jadi Marta, apa yang akan kamu lakukan?

Apakah kamu akan meninggalkan Tuhan Yesus sendirian di ruang tamu sementara kamu sibuk memasak, menyiapkan makan untuk Tuhan Yesus? Atau kamu justru tidak mau pergi dari hadapan Tuhan Yesus, karena kamu ingin terus-menerus mendengarkan perkataan-Nya?

Ternyata Marta tidak bisa menggunakan kesempatan dengan baik. Ia sibuk. Sibuk dengan banyak urusan untuk melayani Tuhan.

Marta mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya.

Tahukah kamu apa yang dikatakan Tuhan? (Tuhan berkata, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”)

Meskipun Marta memiliki kesempatan indah bersama Tuhan Yesus, tapi ia dengan gampang disimpangkan oleh banyaknya urusan dan kesibukan. Aneh sekali bukan? Tapi justru itulah yang sering aku lakukan. Aku punya banyak sekali urusan, kesibukan, yang membuat aku tidak sempat datang pada Tuhan dan berbincang-bincang dengan-Nya, walaupun Dia sudah sangat dekat denganku.

SEEKers, saat ini juga aku langsung meluangkan waktu untuk datang pada Tuhan dan aku mau melupakan urusan apa pun hingga percakapanku dengan Tuhan tidak terganggu sama sekali.

Tahukah kamu, begitu aku meluangkan waktu untuk datang pada Tuhan, aku segera dikenyangkan, disegarkan, dan diperbarui. Haleluya!

Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku hati yang terus merindukan Engkau, senang jika bisa datang pada-Mu entah melalui ibadah di hari Minggu, entah melalui ngobrol dengan-Mu setiap saat.



Hari 5 - Kamis

Kesempatan Mencintai Tuhan


Markus 14:9
Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukan perempuan ini akan disebut juga untuk mengingat dia.

Perempuan itu pasti melakukan sesuatu yang luar biasa penting dan besar hingga layak diingat di seluruh dunia sepanjang masa.

Apa itu? Ia merebut kesempatan untuk menunjukkan cintanya pada Tuhan. Cintanya begitu besar, hingga ia tidak memperhitungkan harga yang harus dikorbankannya, karena baginya Tuhan Yesus layak mendapatkan semua yang terbaik.

Perempuan itu adalah Maria. Ketika Tuhan Yesus sedang berada di rumah Simon si kusta, Maria menuangkan minyak narwastu yang sangat mahal harganya di atas kepala Tuhan Yesus.

Orang lain menganggap perbuatan Maria itu bodoh, karena memboroskan minyak yang luar biasa mahal itu hanya untuk mengurapi kepala Tuhan Yesus. Namun, Tuhan Yesus sangat menghargainya.

Orang-orang itu beralasan, bukankah uangnya bisa dipakai untuk orang miskin? Tapi apakah yang Tuhan Yesus katakan? “Orang-orang miskin selalu ada padamu, … tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.” Tuhan seolah berkata bahwa setiap hari kita punya kesempatan untuk menolong orang miskin, tetapi kesempatan untuk mengurapi Tuhan tidaklah banyak, karena Tuhan Yesus hendak mati.

Tahukah kamu berapa harga minyak itu? (300 dinar.) Di zaman itu, kalau kamu bekerja dari pagi hingga malam, kamu akan mendapat upah 1 dinar. Jadi untuk membeli minyak narwastu seharga 300 dinar itu berarti kamu perlu bekerja 300 hari penuh dan tidak menggunakan uang sepeser pun untuk makan atau pun jajan.

Maria adalah seorang yang merebut kesempatan. Ia tahu Tuhan akan mati, karena itu ia segera mengurapi kepala Tuhan Yesus selagi masih hidup. Setelah Tuhan Yesus mati dan dikubur, ada banyak perempuan yang mempersiapkan rempah-rempah untuk mengurapi Tuhan, tetapi pada saat itu sudah terlambat, karena Tuhan Yesus sudah mati.

SEEKers, begitu kesempatan hilang, maka kesempatan itu tidak akan datang lagi. Hari ini adalah waktu terbaik untuk mempersembahkan diri bagi Tuhan. Apapun yang mau kamu lakukan bagi Tuhan, lakukan semasa kamu hidup, bahkan hari ini. Jangan menunggu sampai kamu tua, jangan menunggu sampai Tuhan datang kembali. Sekaranglah saat untuk mencintai Tuhan.

Ada seorang pemudi yang dianjuri oleh kakak gembalanya untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan. Pemudi itu berkata, ”Tunggu aku tua, sehingga sudah tidak ada kesibukan, dan tidak ada lagi yang diurusi, barulah aku akan mempersembahkan diri pada Tuhan.”

Suatu saat, pemudi itu jatuh sakit. Kakak gembalanya membeli bunga segar, menaruh bunga-bunga itu di ru¬mah selama 3 hari, kemudian baru mengirim bunga ter¬se¬but untuk pemudi yang sakit itu.

Begitu menerima bunga, si pemudi itu merasa kurang senang, ia menggerutu mengapa dikirimi bunga-bunga yang sudah layu dan kering.

Kakak gembalanya menjawab, ”Tadinya bunga-bunga ini segar, indah, tetapi sengaja ditaruh di rumah se¬la¬ma 3 hari, menunggu sampai layu dan kering, baru di¬be¬rikan kepadamu.”

Pemudi itu berkata, ”Apa maksudnya? Mana mungkin ada orang mengirim bunga yang sudah layu dan kering untuk orang sakit?”

Kakak gembala itu menjawab, ”Kamu mau bunga yang segar, Tuhan juga. Tuhan mau kamu mempersembahkan masa mudamu, masa segarmu. Mengapa kamu maunya memberikan masa tuamu, masa layumu kepada Tuhan?”

SEEKers, semoga kamu dan aku tidak seperti pemudi itu. Kita cinta Tuhan Yesus sekarang juga.

Doa:
Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu. Aku mau merebut setiap kesempatan yang ada untuk hidup bagi-Mu.



Hari 6 - Jumat

Mustikakan Kesempatan


Ibrani 12:17
Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

Aku pernah disuruh oleh kakak gembalaku membuat jadwal. Lalu aku juga disuruh mencatat apa saja yang aku lakukan di jam-jam kosong. Semuanya harus ditulis.

Aku sangat terkejut, ternyata ada banyak sekali kesempatan yang aku buang begitu saja. Demi beberapa acara kesenanganku, demi hobiku, demi rileks, demi temanku, demi …, aku rela membuang kesempatan yang Tuhan berikan.

Di Alkitab ada cerita orang yang seperti aku, meremehkan kesempatan yang sudah dimilikinya. Dan pada akhirnya ketika ia sangat menyesal, ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannnya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

Orang itu adalah Esau. Ia adalah anak sulung. Di zaman itu, menjadi anak sulung adalah sebuah keuntungan karena ia akan mendapatkan warisan dari ayahnya, yang disebut hak kesulungan.

Suatu hari, sepulang dari berburu, Esau merasa sangat lelah dan ia ingin makan sesuatu, maka ia meminta kepada Yakub, “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah”. Saat itu Yakub sedang membuat sup kacang merah.

Karena lelah, Esau sangat menginginkan sup kacang merah buatan Yakub. Tapi Yakub menjawab dengan sangat serius, “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.”

Apa?? Menjual hak kesulungan dengan semangkuk sup kacang merah, ini adalah pertukaran paling merugikan di sepanjang sejarah.

Kalau kamu jadi Esau, mungkinkah kamu menjual hak kesulunganmu hanya dengan semangkuk sup? (Tidak mungkin banget!!)

Tapi justru itulah yang dilakukan Esau. Demi rasa laparnya, demi rasa lelahnya, demi kenyamanan sementara, ia rela kehilangan hak kesulungan. Esau berkata, “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?”

Yakub segera merebut kesempatan itu. Ia menyuruh Esau bersumpah dahulu. Maka bersumpahlah Esau.

Dari cerita ini, Tuhan sekali lagi ingin menunjukkan bahwa sebagai orang Kristen, kamu juga punya hak kesulungan.

Apa sih hak kesulungan itu? (Suatu hari kelak, kamu akan mewarisi bumi, menjadi imam yang melayani Tuhan, dan menjadi raja.) Mewarisi bumi, menjadi imam, dan menjadi raja! Inilah hadiah yang Tuhan janjikan jika kamu menjadi orang Kristen yang menang.

Namun, jika kamu merasa … ahh.. itu kan masih lama, nggak usah dipikirin, yang penting sekarang ini bisa bersenang-senang, ... itu berarti kamu membuang kesempatan yang sudah kamu punya.

Yakub mendapatkan semua berkat yang tadinya milik Esau. Berkat apa saja itu? Bacalah baik-baik berkat yang Tuhan berikan ini: “Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia."

Yakub sudah diberkati dan berkat itu tidak dapat ditarik kembali. Walaupun Esau kemudian menangis dengan sangat menyesal, semua sudah terlambat. Tidak ada lagi berkat yang tersisa untuk diberikan kepada Esau.

SEEKers, alangkah seringnya aku membuang kesempatanku demi kenyamanan, kesenangan, hobi sementara. Yuk, kita cepat-cepat bertobat agar tidak bernasib seperti Esau.

Doa:
Tuhan Yesus, ampuni aku yang suka mengasihani diri. Ampuni aku yang suka beralasan. Kuatkan aku untuk terus memustikakan kesempatan yang Kauberikan, tidak membuang-buangnya begitu saja.



Hari 7 - Sabtu

Menebus Kesempatan


Yoel 2:25
Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip….

Dulu ada seorang muda yang hidupnya selalu bersenang-senang dalam dosa. Suatu hari, diketahui bahwa ia sakit paru-paru yang cukup parah, hingga umurnya tidak lama lagi.

Lalu, ada seorang hamba Tuhan yang sudah berusia lanjut memberitakan Injil kepadanya. Ia memberi tahu bahwa Tuhan sudah menanggung segala dosanya, lalu menganjurkannya bertobat, mengaku dosa, dan menerima Tuhan Yesus menjadi Juruselamat.

Pada mulanya orang muda itu merasa susah sekali, ia berpikir, “Orang yang sangat berdosa seperti aku ini, masihkan Tuhan mau mengampuni?”

Tetapi pada akhirnya ia sungguh-sungguh menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Ia merasa sangat gembira dan tenteram.

Beberapa hari kemudian, hamba Tuhan itu datang lagi menjenguknya, tetapi ia merasa aneh karena wajah anak muda yang beberapa hari lalu sangat gembira berubah menjadi muram dan gelisah. Ia bertanya,”Apa yang terjadi? Jangan biarkan Iblis menipumu.”

Orang muda itu menjawab, “Tidak, aku tahu bahwa segala dosaku sudah diampuni.” “Kalau begitu, apakah yang kaurisaukan?”

Dengan sedih hati, orang muda itu menjawab, “Hari-hariku di dunia ini sudah hampir habis. Kalau aku berdiri di hadapan Tuhan kelak, apakah yang dapat kubawa kepada Tuhan? Tanganku kosong. Bagaimana aku bisa menjumpai Tuhan dengan hampa tangan?” Ooooo ternyata alasan itulah yang membuat orang muda itu sedih.

Hamba Tuhan itu langsung berkata kepadanya, “Jangan khawatir! Saya akan mengarang sebuah nyanyian dengan memakai perkataanmu tadi. Semoga ada orang yang tergerak oleh nyanyian ini sehingga menjadi penginjil dan mendapatkan jiwa-jiwa, hasilnya akan terhitung juga sebagai hasilmu untuk Tuhan.”

Nyanyian itu akhirnya menjadi salah satu nyanyian yang termasyhur, judulnya: “Bolehkah dengan hampa tangan, kupulang jumpa Tuhan?”

Dan benar, banyak sekali orang yang tergerak karena nyanyian ini lalu bekerja untuk Tuhan. Orang muda itu, walaupun telah kehilangan hampir seluruh waktu dalam hidupnya, tetapi menjelang ajalnya, ia memiliki minat untuk menebus waktu-waktunya, dan Tuhan mau menggenapkan minatnya itu.

Sepertinya tahun-tahunku juga banyak yang hilang. Banyak waktu kulewatkan begitu saja tanpa mendapatkan apa-apa. Banyak tahun yang hasilnya dimakan oleh hal-hal kosong.

Tetapi aku percaya akan firman Tuhan yang berkata, “Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip…(Yoel 2:25).” Aku percaya kalau aku mempersembahkan waktuku buat Tuhan dan merebut setiap kesempatan yang Tuhan berikan, Dia akan mengembalikan tahun-tahunku yang hilang.

Pemazmur mengatakan, "Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik (Mzm. 84:10).” Itu berarti meluangkan waktu untuk datang pada Tuhan adalah yang paling berharga. Meluangkan waktu satu hari di hadapan Tuhan itu jauh lebih berharga daripada menyibukkan diri dengan hal-hal lain selama seribu hari. Di dunia ini tidak ada yang lebih berharga dari pada datang pada Tuhan.

Doa:
Tuhan Yesus, buatlah aku punya minat dan tekad untuk menebus hari-hariku. Ya Tuhan Yesus, buatlah aku lebih sering merebut kesempatan untuk datang pada-Mu sehingga Engkau juga bisa memulihkan waktu-waktuku yang hilang.