Seperti air aku tercurah,
dan segala tulangku terlepas dari sendinya;
hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku.
Mzm. 22:15
Maria Magdalena:

Hari 1 - Minggu

Mengapa Maria Magdalena?


Mazmur 63:2
Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.

Setelah Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Dia pernah menampakkan diri-Nya kepada beberapa orang. Tetapi kepada siapakah Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya kali pertama? (Maria Magdalena.)

Tuhan ingin sekali menampakkan diri-Nya kepada Petrus, karena Petrus sedang dalam kelemahan; tetapi Tuhan lebih mengutamakan menampakkan diri kepada Maria Magdalena.

Tuhan ingin sekali menampakkan diri-Nya kepada kedua murid yang sedang berjalan ke Emaus, karena mereka telah salah jalan; tetapi Tuhan lebih mengutamakan Maria Magdalena.

Tuhan ingin sekali menampakkan diri-Nya kepada Yohanes, karena Yohanes adalah murid yang dikasihi-Nya; tetapi Tuhan lebih mengutamakan Maria Magdalena.

Tuhan ingin sekali menampakkan diri-Nya kepada Tomas, karena Tomas tidak percaya akan kebangkitan-Nya; tetapi Tuhan lebih mengutamakan Maria Magdalena.

Dan juga, Tuhan ingin sekali menampakkan diri-Nya kepada murid-murid yang lain; tetapi Tuhan tidak menampakkan diri kepada mereka terlebih dulu, melainkan kepada Maria Magdalena.

Mengapa Tuhan tidak mendahulukan Petrus, Yohanes, Tomas, dan murid-murid yang lain, tetapi mengutamakan Maria Magdalena?
  1. Maria Magdalena adalah orang terakhir yang meninggalkan Tuhan ketika Tuhan disalib.
  2. Maria Magdalena adalah orang yang paling pagi pergi ke kubur Tuhan.
  3. Maria tidak mau pergi sebelum menemukan tubuh Tuhan.

Meskipun sudah 4 kali Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya bahwa ia akan dibangkitkan setelah kematiannya, Maria tetap tidak mengerti. Jadi di hari ketika ia tidak menemukan tubuh Tuhan, harapannya terpecah berkeping-keping. Yang ia inginkan hanyalah mendapatkan tubuh Tuhan Yesus.

Memang, banyak perkara yang tidak dimengerti oleh Maria Magdalena sehingga mungkin banyak orang mengira ia kurang pandai. Tetapi ia memiliki sesuatu yang paling baik yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Apakah itu? (Hati yang merindukan dan mendambakan Tuhan.)

Rasa rindu dan damba yang dimiliki Maria Magdalena terhadap Tuhan seharusnya juga aku miliki dan kamu miliki.

Maria tidak peduli jika hari masih gelap, masih terlalu pagi, ia sudah tiba di kubur Tuhan untuk mencari tubuh Tuhan Yesus.

Ia juga tidak memikirkan sebelumnya bagaimana cara ia nanti menggeser batu dari kubur Tuhan Yesus? Yang ada di benak Maria cuma ingin segera melihat tubuh Tuhan Yesus, tidak peduli apa yang akan terjadi nanti.

Hati Maria Magdalena adalah hati yang mutlak diduduki oleh Tuhan, telah ditawan oleh Tuhan. Oh…, hati Maria Magdalena telah direbut oleh Tuhan.

SEEKers, hati Maria Magdalena yang demikian inilah yang menggerakkan hati Tuhan. Bukan murid-murid yang pandai dan mengerti banyak ajaran Alkitab yang menggerakkan hati Tuhan. Juga bukan murid-murid yang pandai berkhotbah yang menggerakkan hati Tuhan. Tetapi, hati yang merindukan dan mendambakan Tuhan, tanpa mempedulikan dirinya sendiri, itulah yang menggerakkan hati Tuhan.

Ada banyak sekali hal yang telah menduduki hatiku. Aku sudah “makan” terlalu banyak hal duniawi selain Dia; aku sudah “minum” terlalu banyak air duniawi. Itulah yang menyebabkan rasa rindu dan dambaku kepada Tuhan hilang. Itulah sebabnya aku tidak pernah merasa dipuaskan oleh Tuhan.

SEEKers, aku mohon belas kasih Tuhan untuk mengembalikan rasa rindu dan dambaku kepada-Nya. Dengan demikian Tuhan akan menampakkan diri-Nya padaku. Pada saat itu aku akan sepenuhnya dipuaskan.

Doa:
Tuhan Yesus, angkatlah dan buanglah semua barang duniawi yang menduduki hatiku. Jangan biarkan aku mengejar, mencari, dan menginginkan barang-barang itu lagi. Ya Tuhan Yesus, buatlah hatiku hanya merindukan dan mendambakan diri-Mu.



Hari 2 - Senin

Siapa Maria Magdalena?


Lukas 7:47
Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.

Maria Magdalena adalah seorang perempuan yang pernah kerasukan 7 roh jahat, dan disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Bebas dari rasa tertindas dan merasakan kelepasan yang luar biasa membuat Magdalena sangat bersukacita dan berterima kasih pada Tuhan. Ia sangat mengapresiasi juruselamatnya dan mencintai Dia.

Suatu hari, ketika Tuhan Yesus diundang makan di rumah seorang Farisi bernama Simon, seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa datang dan membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi (asal-usul perempuan ini tidak diketahui).

Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Tuhan Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki Tuhan Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Ketika Simon melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya, “Jika Dia ini nabi, tentu Dia tahu bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.”

Lalu Tuhan Yesus berkata kepadanya, "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon, "Katakanlah, Guru."

“Ada dua orang yang berhutang kepada seorang yang meminjamkan uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?”

Lalu Simon menjawab, “Saya kira orang yang paling banyak dihapus utangnya!”

Tuhan Yesus membenarkan jawaban Simon dan berkata, “Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi perempuan ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi ia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.”

SEEKers, sebenarnya Simon tidak lebih baik dari perempuan itu, tetapi ia tidak merasa dirinya banyak dosa. Ia merasa bahwa ia adalah orang baik. Ia tidak terlalu mengapresiasi keselamatan Tuhan. Karena itulah, Simon bersikap biasa-biasa saja terhadap Tuhan.

Sebaliknya, perempuan berdosa itu menyadari betapa menjijikkannya dirinya, tetapi Tuhan Yesus tidak menyingkirkannya. Tuhan Yesus malah menyelamatkannya dan mengampuninya. Karena itulah ia menangis terharu, ia terus-menerus mencucurkan air mata. Ia sangat berterima kasih dan sangat mencintai Tuhan. Ia menyeka kaki Tuhan dengan rambutnya, kemudian menciumi kaki Tuhan dan meminyakinya dengan minyak wangi.

Orang yang menyadari betapa berdosanya dirinya dan mengenal betapa besar keselamatan yang ia terima dari Tuhan pasti mengasihi Tuhan dengan sedalam-dalamnya.

Itu jugalah yang terjadi pada Maria Magdalena. Ia begitu mengasihi Tuhan, dan bahkan sampai seperti orang gila mencari tubuh Tuhan Yesus setelah tersalib.

SEEKers, bagaimana denganmu? Apa yang kamu rasakan terhadap penebusan Tuhan dan keselamatan yang Dia berikan? Apakah kamu merasa biasa-biasa saja ataukah kamu sangat mensyukurinya?

Aku akan berterima kasih dan terus-menerus bersyukur karena Tuhan telah melepaskan aku dari tindasan si Iblis dan telah menyelamatkan aku dari dosa-dosaku. Aku juga mau mencintai Tuhan Yesus seperti Maria Magdalena.

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena tidak membuang aku yang berdosa ini. Terima kasih karena Engkau tetap mencintai aku dan menyelamatkan aku. Tuhan Yesus, aku mencintai-Mu.



Hari 3 - Selasa

Dunia Maria Magdalena


Kidung Agung 2:16
Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

Begitu Maria Magdalena tiba di kubur, ia segera mencari tubuh Tuhan Yesus. Yang ada di benaknya adalah, “Tuhan Yesus yang kukasihi telah mati, tetapi asal aku bisa melihat tubuh-Nya, itu sudah cukup bagiku.”

Alangkah kagetnya Maria ketika ia melihat batu yang menutupi kubur telah diambil dari kubur. Dan ketika ia masuk, ia tidak menemukan tubuh Tuhan Yesus di dalamnya. Tubuh Tuhan Yesus tidak ada di kuburnya.

Maka Maria segera berlari mencari Petrus dan Yohanes, dan berkata kepada mereka, “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

Lalu berangkatlah Petrus dan Yohanes ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi Yohanes berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dulu tiba di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.

Simon Petrus menyusul Yohanes dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kafan terletak di tanah, sedangkan kain peluh yang tadinya ada di kepala Tuhan Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi terlipat tersendiri di tempat yang lain.

Sesudah itu, masuklah juga Yohanes, yang lebih dulu sampai di kubur itu, ia melihatnya dan percaya. Alkitab mengatakan, “Lalu pulanglah murid-murid itu ke rumah” (Yoh. 20:10).

Di dunia ini, mereka masih mempunyai sebuah rumah tempat mereka bisa pulang. Meskipun mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Tuhan tidak ada di sana, mereka tidak melakukan apa-apa, dan tidak merasakan apa-apa, mereka merasakan pulang ke rumah adalah yang paling baik. Selain Tuhan, mereka masih mempunyai sebuah tempat untuk berteduh.

Tetapi bagaimana dengan Maria? “Maria berdiri di luar kubur itu dan menangis” (ay. 11). Ia tidak ingin pulang! Ia tidak bisa pergi! Tuhannya, Dia yang dikasihinya tidak ada! Bagaimana ia bisa pulang dan istirahat? Maria merasa, “Orang lain boleh pulang dan merasa tanpa Tuhan tidak mengapa, tetapi aku tidak bisa. Bagaimana mungkin aku bisa hidup tanpa Tuhan?”

Maria berdiri di luar kubur itu dan menangis. Dalam pandangannya dunia telah menjadi hampa dan kosong! Tuhan sudah tidak ada, apa lagi yang bisa diperbuatnya? Tidak ada lagi yang perlu dikerjakan, ia berdiri saja di luar kubur dan menangis.

Murid-murid yang mengikuti Tuhan boleh pulang, murid-murid yang berpengetahuan tinggi boleh pulang, Yohanes yang mengasihi Tuhan boleh pulang, Petrus yang pemberani boleh pulang, tetapi di sini ada seorang perempuan yang sederhana, yang darinya Tuhan pernah mengusir tujuh setan, hatinya telah tertambat pada Tuhan. Dunianya adalah Tuhan dan tanpa Tuhan, dunianya menjadi hampa dan kosong.

Ia tidak memiliki perhentian, ia tidak memiliki hiburan, ia tidak ingin pulang. Tuhan telah tiada, maka semuanya tamatlah. Hatinya kehilangan sesuatu sehingga terasa kosong melompong, karena itu ia tetap berdiri di kubur dan menangis.

SEEKers, Maria merasa dunianya sudah tamat, sudah kosong tanpa Tuhan yang dikasihi-Nya. Seluruh isi dunia ini tidak dapat menenangkan atau memuaskan hati Maria, karena hanya satu orang saja yang telah memikatnya, yaitu Tuhan Yesus.

Semoga aku adalah orang yang seperti itu, bukan orang yang bersenang-senang di dunia dan tidak peduli pada Tuhan.

Doa:
Tuhan Yesus, aku tidak bisa hidup tanpa-Mu. Tolonglah aku Tuhan, agar hatiku tidak bersenang-senang bersama dunia. Selamatkan aku, hanya mencintai Engkau saja.



Hari 4 - Rabu

Yang di Hati Maria Magdalena


Yohanes 20:15
Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."

Sambil menangis Maria sekali lagi melihat ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Tuhan Yesus dibaringkan.

Kata malaikat-malaikat itu kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka, “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

Maria sudah melihat malaikat, tetapi ia tidak merasa heran atau takut karenanya; ia mungkin malah tidak menyadarinya. Mengapa bisa demikian? (Karena hatinya mutlak tertuju kepada “ada orang yang telah mengambil Tuhanku”, sehingga perkara lain tidak diperhatikannya.)

Hati Maria demikian khusus tertuju kepada Tuhan, sehingga penampakan malaikat pun tidak bisa menarik perhatiannya.

Kalau aku ada di sana hari itu, alangkah senangnya aku karena aku melihat malaikat, makhluk yang menakjubkan, elok, dan pakaiannya putih berkilauan. Dan malaikat itu berbicara denganku. Aku akan pulang sambil melompat-lompat saking sukacitanya dan bercerita kepada banyak orang.

Tetapi Maria sedikit pun tidak merasakan apa-apa. Tidak ada hal yang lain, termasuk malaikat yang bisa mengisi kekosongan hatinya. Tanpa Tuhan, meskipun ada malaikat, meskipun ada Yohanes, meskipun ada Petrus, tetaplah tidak cukup!

Malaikat itu bertanya kepadanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawabnya, “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Pikirnya, “Meskipun Tuhanku sudah mati, tetapi tubuh Tuhanku juga berharga.” Ia sama sekali tidak berpikir bahwa Tuhan telah bangkit.

Kitab Yohanes 20:14-15 mengatakan, “Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya, ‘Ibu, mengapa engkau menangis? Siapa yang engkau cari?’ Maria menyangka orang itu penjaga taman, lalu berkata kepada-Nya, ‘Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.’”

Maria telah nampak Tuhan, tetapi dikiranya penjaga taman. Tuhan bertanya kepadanya, mencari siapa, jawabnya, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, . . . “ Maria lupa memberi tahu bahwa ia sedang mencari Yesus, orang Nazaret. Maria hanya mengatakan “Dia”.

Dalam pandangan Maria, di dunia ini hanya ada satu “Dia”. Dalam hatinya, Maria mengira semua orang seharusnya mengenal siapakah yang dimaksud dengan “Dia”. Maria mengira semua orang tahu siapa “Dia” itu. Bagi Maria tidak ada “Dia” yang lain, kecuali Dia seorang, Tuhan Yesus Kristus. Inilah hati Maria.

Dalam sebuah museum di London terdapat sehelai surat, yaitu sehelai surat yang ditulis oleh seorang anak kepada ayahnya. Pada sampulnya hanya tertulis kata-kata: “Papa, London”. Dalam pikiran anak itu, setiap orang di London seharusnya mengenal ayahnya. Itulah hati Maria terhadap Tuhan.

Apa yang dipikirkan Maria adalah “Dia”, apa yang diucapkan mulutnya juga “Dia”. Dalam hati dan mulutnya hanya ada “Dia”. Baginya asal ada “Dia” cukuplah.

SEEKers, dalam hatiku dan hatimu seharusnya hanya ada “Dia” cukuplah. Tidak memiliki pengetahuan rohani banyak tidak mengapa, asal ada “Dia” cukuplah. Tuhan tidak perlu orang yang punya pengetahuan lebih banyak, melainkan sebuah hati yang mutlak kepada-Nya.

Doa:

Tuhan Yesus, dapatkan hatiku. Bersihkan hatiku agar tidak ada barang lain selain Engkau. Aku mau punya hati seperti Maria Magdalena, yang mutlak bagi-Mu.



Hari 5 - Kamis

Yang Didengar Maria Magdalena


Yohanes 20:16
Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.

Bagaimanakah Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena? Kata Tuhan Yesus kepadanya, “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani, “Rabuni!”, artinya guru.

Pernahkah kamu mendengar suara “Maria!” ini? Ketika sedang berdoa di dalam kamarmu, jika kamu sudah mendengar suara “Maria!” ini, cukuplah sudah.

Begitu Tuhan berkata “Maria”, Maria segera mengenali Dia, inilah wahyu. Asal Tuhan berkata sepatah kata, cukuplah. Ketika gembala memanggil dombanya, mata domba segera terbuka. Begitu Maria mendengar suara Tuhan, ia segera tahu bahwa suara ini bukan suara penjaga taman, melainkan suara guru dan ia tidak perlu menangis lagi.

Bila Tuhan mewahyukan diri-Nya kepadamu, maka kamu tidak perlu berkata apa-apa lagi. Tuhan hanya berkata sekali saja “Maria”, dan Maria segera mengenali bahwa itulah Tuhan.

SEEKers, aku bertanya pada diri sendiri, apakah aku mengenali suara Tuhan?

Ada satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan seorang anaknya. Setiap petang anaknya pulang bersepeda dan ia selalu bersiul. Walau anaknya masih jauh, sang ibu tahu sudah mendengar siulan itu dan tahu bahwa anaknya sudah pulang.

Pada suatu hari, ada orang yang mengunjungi ibu itu. Ketika hendak pamit pulang, ibu itu menahannya sambil mengatakan bahwa anaknya segera tiba. Orang itu bertanya, “Bagaimana Ibu bisa tahu?” Ibu itu menjawab, “Aku sudah mendengarnya.” Bagi orang lain suara siulan itu sedikit pun tidak ada artinya, tetapi bagi telinga sang ibu, itu sangat berarti.

Tuhan berkata, “Maria”, bagi orang lain mungkin tidak berarti apa-apa, tetapi bagi Maria sangat berarti. Suara itu sangat dikenalnya, itu adalah suara Tuhan, suara Dia yang dikasihinya.

Selanjutnya kata Tuhan Yesus kepadanya, "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Sekarang, masih adakah yang akan dikatakan oleh Maria? (Tidak. Ia sudah merasa cukup, merasa puas!) Maria lalu pulang. Sekarang ia bisa pulang.

SEEKers, kalau aku kekurangan wahyu, tidak bisa melihat Tuhan, tidak bisa mendengar suara Tuhan, dapatkah aku menyalahkan Tuhan? (Tentu tidak, karena semua itu salahku sendiri. Aku kurang punya hati yang mutlak bagi Tuhan.)

Kalau saja aku hanya merindukan Tuhan, sangat rindu melihat Dia dan mendengar suara-Nya, lalu setiap pagi hari aku duduk di hadapan Tuhan, dengan tenang menantikan Tuhan, Tuhan pasti mewahyukan diri-Nya padaku.

Hati Tuhan tidak dapat disentuh dengan kepandaianku, uang persembahanku, kecakapanku berkotbah, keaktifanku dalam acara-acara gereja. Hati Tuhan hanya dapat disentuh dengan hati yang merindukan-Nya.

SEEKers, alangkah rindunya aku punya hati yang bisa menyentuh hati Tuhan.

Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku hati yang merindukan Engkau dan mencintai Engkau dengan setulusnya.



Hari 6 - Jumat

Yang Dialami Maria Magdalena


Filipi 3:10
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya.

Di alam semesta ini, ada fakta yang luar biasa ajaib dan misterius, yaitu Tuhan Yesus yang telah disalibkan dan mati itu bangkit pada hari ketiga. Tetapi siapakah yang bisa menemukan fakta ini? (Tidak semua orang memenuhi syarat untuk menemukan fakta yang luar biasa ini.)

Lalu, siapa yang bisa menemukan kebangkitan Tuhan dan mengalaminya? (Orang-orang yang mencari Tuhan dan mencintai Tuhan.)

Meskipun Tuhan sudah bangkit, tetapi untuk menemukan dan mengalami kebangkitan Tuhan itu perlu pencarian kita. Itu adalah prinsipnya.

Hari ini, Tuhan benar-benar sudah bangkit, dan kebangkitan-Nya telah disaksikan oleh banyak murid juga telah diberitakan ke mana-mana. Masalahnya, banyak orang belum melihatnya. Mereka bahkan tidak pernah tahu bagaimana cara menemukannya.

SEEKers, aku memang mengerti dan tahu bahwa Tuhan sudah bangkit. Aku bahkan bisa menceritakannya kepadamu, tetapi di dalam rohku, sudahkah aku menemukan fakta ini? Sudahkah aku menemukan fakta kebangkitan Tuhan? Sudahkah aku menerima wahyu ini?

Itulah sebabnya ketika aku bersaksi atau sharing, perkataanku tidak punya kekuatan dan kuasa. Karena aku kekurangan wahyu.

Lihatlah Maria! Begitu ia menemukan fakta kebangkitan Tuhan, ia segera berlari dan memberi tahu murid-murid yang lain sesuatu yang baru, yang bukan ia pelajari atau ketahui dari buku, tetapi sesuatu yang ia lihat dan alami.

SEEKers, setiap pagi jika aku bisa duduk tenang di hadapan Tuhan, menemukan fakta kebangkitan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya, lihatlah apa yang terjadi saat aku bertemu denganmu di ibadah remaja. Aku akan membakar kamu dan ibadah remaja itu dengan kesaksianku yang berapi-api, penuh kekuatan dan kuasa!

Ketika Maria Magdalena pagi-pagi buta berlari-lari untuk memberitahukan bahwa tubuh Tuhan Yesus hilang, hanya Petrus dan Yohanes yang ikut Maria kembali ke kubur untuk melihatnya. Di manakah yang lain? (Mungkin karena mereka tidak begitu punya hati yang mencari Tuhan atau mungkin juga mereka masih tertidur lelap.)

Begitu melihat ke dalam kubur, Petrus dan Yohanes tahu bahwa Tuhan sudah bangkit dari kematian. Mereka mengerti apa yang dikatakan Tuhan dan mereka percaya.

Sebaliknya, Maria yang kelihatannya bodoh, karena tidak mengerti apa-apa mengenai kebangkitan Tuhan, terus berdiri di sana dan menangis.

Gambaran ini menunjukkan kepada kita bagaimana caranya mencari Tuhan.

Pertama, jangan jadi seperti murid-murid yang tidak punya hati mencari.

Kedua, kita perlu jadi seperti Petrus dan Yohanes yang mencari Tuhan, lalu melihat fakta, lalu mengerti, dan mempercayai kebangkitan Tuhan.

Ketiga, kita lebih perlu lagi jadi Maria yang juga mencari Tuhan, menunggu, menangis, dan berharap menemukan Tuhan, sehingga ia benar-benar mengalami kebangkitan Tuhan secara riil dan subyektif.

Dengan kata lain, untuk mendapatkan wahyu sangat tergantung pada pencarian kita. Tetapi, untuk mendapatkan pengalaman riil dan subyektif tergantung pada pencarian yang lebih dalam.

SEEKers, jika kita sudah menemukan fakta, mengerti, dan percaya. Lalu masih mendapatkan pengalaman yang riil dan subyektif terhadap setiap perkara rohani, maka apa yang kita persaksikan, katakan, sharing-kan akan punya daya dobrak, kekuatan, dan kuasa. Maksudnya, perkataanmu akan bisa jadi bantuan bagi orang lain dan bisa mengubah hidupmu dan hidup orang lain juga.

Doa:
Ya Tuhan Yesus, alangkah indahnya bisa punya pengalaman riil dan subyektif atas semua perkara rohani. Tuhan Yesus, buatlah aku tidak tinggal diam, tetapi terus mencari sampai menemukan dan mengalaminya.



Hari 7 - Sabtu

Siapakah yang Mustika?


Mazmur 73:25
Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.

Ada seorang ayah yang hendak pergi jauh. Ia bertanya kepada ketiga putrinya, apa yang mereka inginkan sebagai oleh-oleh?
Putri pertama menjawab bahwa ia ingin baju yang indah.
Putri kedua menjawab bahwa ia ingin mainan yang unik.
Putri ketiga menjawab, “Aku ingin ayah cepat kembali lagi!”

Putri ketiga ini sangat memustikakan ayahnya. Meskipun ayahnya bisa membelikan banyak barang untuknya, ia tidak begitu ingin barang-barang itu, ia lebih suka dekat dengan ayahnya. Itulah sebabnya ia tidak meminta apa pun, ia cuma ingin ayahnya cepat pulang.

Ketika Maria berkata, “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana Tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya”, pernahkah terpikir olehnya bagaimana cara ia mengangkat tubuh Tuhan Yesus?

Maria tidak memikirkan apakah tenaganya cukup kuat, ia juga tidak memikirkan berapa jauh jarak yang mungkin perlu ditempuhnya, ia hanya memikirkan di manakah tubuh Tuhan Yesus karena ia mau mengambilnya. Kasih tidak mengenal “kesulitan”.

Maria sangat memustikakan Tuhan dan mencintai Tuhan. Walaupun Tuhan sudah membebaskannya dari 7 roh jahat, ia tidak berhenti di sana. Ia memang berterima kasih untuk kelepasan dan keselamatan yang Tuhan berikan, tetapi ia lebih memustikakan Sang Juruselamatnya. Ia memustikakan diri Tuhan lebih dari segala hal yang ia terima dari Tuhan.

Ada orang Kristen yang hanya memustikakan pekerjaan Tuhan dan tidak memustikakan diri Tuhan sendiri. Ada juga yang memustikakan berkat yang Tuhan berikan, tetapi tidak memustikakan diri Tuhan. Apa yang membuat Maria Magdalena lain daripada kebanyakan orang adalah ia memustikakan Tuhan Sang Juruselamat itu sendiri.

Pada waktu itu, Tuhan Yesus telah mengusir roh jahat dari banyak orang, tetapi hanya satu orang yang mencari Tuhan - Maria Magdalena. Meskipun ada juga perempuan lain yang datang ke kubur, tetapi Maria adalah orang pertama yang sampai di kubur. Ia bahkan datang ketika hari masih gelap. Ia tidak mempedulikan hal lain. Ia hanya mau menemukan tubuh Tuhan.

SEEKers, aku takut menjadi orang yang segera pergi dari Tuhan begitu mendapatkan berkat-Nya, sudah merasa puas dengan berkat-berkat itu. Aku juga takut menjadi orang yang segera pergi dari Tuhan jika sudah mendapatkan fakta rohani, atau pengetahuan rohani yang baru, atau ayat yang bagus di saat penyegaran pagi.

Aku mau duduk berlama-lama di hadapan Tuhan walaupun aku sudah membaca ayat bagus dan renungan yang bagus. Aku mau terus membaca-doakan ayat-ayat itu, merenungkannya, dan menantikan Tuhan berbicara dan mewahyukan diri-Nya. Aku mau memustikakan diri Tuhan seperti Maria Magdalena, yang tidak puas jika belum melihat Tuhan dan mendengarkan Tuhan.

Ada sebuah lagu yang ditulis oleh A.B. Simpsons. Lagu itu mengatakan:
Dulu mau berkat, kini mau Tuhan
Dulu mau sembuh, kini Dia semata;
Dulu mau kurnia, kini Pemberinya;
Dulu mau kuasa, kini Sang Kuasa.

SEEKers, semoga lagu ini juga menjadi pengalaman kita. Semoga kita hanya tertarik oleh Dia, Sang pemberi berkat.

Doa:
Tuhan Yesus, aku mau melihat Engkau dan mendengarkan suara-Mu. Ajarku bisa duduk tenang di hadapan-Mu, mencari Engkau terus dan menunggu Engkau.